Sabtu, 09 Juni 2012

Logika kemandirian,memanfaatkan ataukah ketidak mampuan?

          Sebelum berkeluarga,saya adalah gadis yang sangat berani bepergian sendiri,kemanapun itu,dengan angkutan umum tentunya...saya sangat menikmati prosesnya...berpanas panas ria,berjejal didalam bus,tukang asongan yang kadang kadang menjual benda benda aneh....,pengamen yang rata rata suaranya membuat  kita pura pura tidur agar tidak di mintai sumbangan(ga semua sih...ada beberapa yang bagus,tapi itu juga jarang.....)dan satu hal yang paling saya suka,menegur para perokok yang semabarangan merokok didalam bus(maaf ya,para  laki laki)kita kan sama sama penumpang,anda tidak berhak merugikan saya dengan asap rokok  anda...
           Kebiasaan naik angkutan mulai ditinggalkan ketika saya berpacaran.mula mula,saya tidak terlalu tergantung untuk dijemput....saya masih mempertahankan prinsip,bahwa saya adalah gadis mandiri yang tidak suka menyusahkan orang lain...tapi karena setiap hari mantan pacarku itu(yang kini jadi suamiku) rajin antar jemput tanpa dipinta,lama lama jadi ketagihan juga.suka marah marah kalu tidak dijemput,padahal naik angkot cuma satu kali,ya...saya mulai kehilangan kemandirian...dan saya mulai memanfaatkan....
             Pun setelah berkeluarga....rasanya sangat jarang saya mencicipi naik angkot sendirian,atau bertiga dengan kedua anakku...rasanya membayangkan saja sudah malas rasanya,ketergantungan jadinya.kalau tak ada suami,tak kemana mana.pekerjaan pekerjaan kecilpun yang sebenarnya bisa kulakukan,urung kulakukan karena kadang aku memposisikan diriku sebagai yang tidak mampu,seperti mengangkat galon,dan memasang regulator gas.jadi sebenarnya,dimanakah batas antara kemandirian,memanfaatkan dan ketidak mampuan saya?
             Sebenarnya,didalam diri saya ini,masih ada kemandirian disana...tapi,ketika saya meminta bantuan suami,yang padahal saya mampu melakukannya,itu karena saya ingin melihat suamiku adalah orang yang kuat,yang melindungi dan mengayomiku.Bukan karena saya tidak mampu.Toh,ketika saat ini ketika dia tidak sedang berada di sisiku,aku bisa menjaga diriku sendiri,dan kedua anakku,saya tetap setia,menjaga kehormatan suami dan tanpa pernah disadari, saya sudah menjadi wanita yang mandiri,sampai saatnya nanti,dia menjemputku disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar